3 tahun silam, tepatnya tahun 2009. Saat itu, awal aku menginjak bangku SMA. Juni, merupakan awal masa perkenalan lingkungan sekolah (MPLS). Ada sekitar 180 siswa baru berkumpul di lapangan sekolah untuk mengikuti kegiatan MPLS. Kegiatan seperti ini adalah momen untuk menyambut sekaligus memperkenalkan lingkungan baru kepada siswa/siswi baru. Dan aku salah satu dari mereka. Selama beberapa hari aku harus mengikuti rangkaian kegiatan MPLS, di antaranya mengenal eskul - eskul yang ada di sekolah seperti basket, lisda (lingkungan seni sunda), rohis, teater,olimpiade, bulu tangkis, manga, karate , webmaster dan osis. Semua perwakilan eskul berdemo semenarik mungkin agar memikat para siswa/siswi baru, terkecuali rohis, ketika eskul ini berdemo, antusias para siswa/siswi baru sangatlah negative ada yang bercanda bersama siswa/siswi baru lainnya ada juga yang melamun tak memerhatikan yah termasuk diriku. Rasanya terlalu monoton sekali eskul ini, yah paling tidak kegiatannya hanya mengaji, atau berdiskusi tentang agama. Tak ada kegiatan lain, berbeda halnya ketika eskul basket atau karate yang berdemo, antusias para siswa/siswi baru sangatlah bagus ada yang menyoraki, ada juga yang memberi applause dan disinilah aku memiliki ketertarikan dengan eskul basket.
Rangkaian kegiatan MPLS pun selesai, dan agenda OPREC (open recuitmen) setiap eskul di buka, ya pastinya aku memilih eskul basket dan webmaster. Saat itu aku tak terlalu tertarik dengan Rohis. Ketika teman sebangku menanyakan eskul apa yang kau pilih dengan lantang akupun menjawab webmaster dan basket.
“ Kenapa gak ikut Rohis?” Tanya hikmah, sahabatku
“gak ah hik, gak terlalu tertarik,kayanya kegiatan rohis gitu-gitu aja deh. Kamu ikut eskul apa? ” melanjutkan mengisi formulir oprec eskul basket dan webmaster
“kenapa ih? Belum juga di coba, seru tau di rohis tuh bakal banyak banget ilmu disana sama bakal banyak temen, aku aja ikutan, hayu peh kamu juga, biar aku ada temen, dan biar banyakan yang ikut. ” jawab hikmah sambil tersenyum untuk meyakinkan kegiatan rohis.
“hmmm yaudah deh ntar aku coba pikir-pikir dulu yah, lagian juga takut jadwal kegiatannya bentrok ama kegiatan eskul lain.”
2 bulan kemudian
Setelah aku mengikuti kegiatan eskul basket dan webmaster, aku pun belum menemukan kegiatan eskul yang bener-bener buat enjoy diriku pribadi. Akhirnya kuberanikan diri untuk menanyakan kembali tawaran sahabatku untuk bergabung di Rohis. Yah sahabatku begitu senang mendengarnya karena di eskul ini ternyata hanya ada 7 orang pendaftar dari 180 siswa,7 orang itu terdiri dari 5 ikhwan dan 2 orang akhwat artinya masih ada peluang buat siapapun untuk bergabung di rohis. Tak banyak yang ingin kutanyakan dengan kegiatan ini, yah aku hanya mengikuti rangkain alur kegiatan rohis, dimulai dari ta`aruf yang jumlah panitianya 3 kali lipat dari jumlah peserta, PCP hingga Pelantikan.
Ada yang aneh dengan kegiatan rohis kali ini, yah ketika rangkaian pcp ku jalani hingga akhirnya pelantikan, aku merasa ada keterikatan saudara antar sesama muslim atau yang biasa disebut dengan ukhuwah islamiyah, selain itu aku baru menyadari bahwa esensi kita diciptakan oleh allah hanya untuk beribadah padaNya, bukan untuk menikmati keindahan dunia yang fana. Aku mengenal mentoring, aku mengenal persaudaraan karena allah, yang shalatnya tidak tepat waktu jadi terbiasa untuk tepat waktu, yang bacaan al-quraan ku belum benar makhraj dan tajwidnya menjadi semangat untuk terus memperbaikinya dan masih banyak lagi yang aku dapatkan dari kegiatan rohis ini. Hidupku terasa berkah berada di rohis ini, di rohislah aku mengenal ALLAH. Dari kegiatan rohis ini yang paling aku suka adalah mentoring, karena di mentoringlah aku bisa memperdalam ilmu tentang agama, di mentoringlah aku bisa belajar berbicara, di mentoringlah tempatku untuk menanyakan tugas-tugas sekolah yang sulit kuselesaikan, di mentoringlah tempat aku curhat, di mentoringlah lahirnya pribadi-pribadi yang sangat tangguh dan sosok pemimpin. Pemimpin juara kelas, pemimpin juara SMA, dan pemimpin pribadi masing-masing, dan di mentoringlah aku menemukan sosok pementor yang luar biasa.
Kala gundah menyerang kami, hanya sosok pementorlah yang bisa mengatasinya, kala senang itu datang, hanya sosok pementorlah yang siap mendengarkan, kala hati kami futur dalam kegiatan rohis hanya pementorlah yang memberikan kami dorongan. Yah sosok pementor itu sangatlah luar biasa. Selain menjadi contoh bagi adik-adik mentornya sosok pementor pun bisa menjadi teman setia.
Pertemuan demi pertemuan telah kulalui dengan penuh makna. Tak ada kata sia-sia selama 7 bulan menjadi anggota rohis. Saat pergantian kepengurusan, kami begitu terbebani dengan amanat yang diberikan kakak-kakak pengurus pada kami, karena selain jadwal pergantian kepengurusan yang lebih cepat selain itu juga kami harus banyak belajar mengenai keorganisasian. Menjalankan kembali semua program kerja yang telah terencana yang belum terealisasikan pada kepengurusan sebelumnya, bahkan menambahkan program kerja. Selain itu kita harus bisa menarik perhatian sekolah agar bisa menjalankan semua program kerja yang telah tersusun rapi, karena bagaimanapun perencanaan yang telah kita buat tanpa ada kontribusi sekolah akan sulit kita jalankan. Selama ini yang menjadi kendala keberlangsungan kegiatan rohis yaitu dukungan dari sekolah. Baik dukungan materi maupun moril.
Tanggung jawabpun semakin terasa berat ketika kami melihat SDM kepengurusan kami yang sangat sedikit selain itu tanggung jawab kami sebagai pelajar yang harus bisa memberikan nilai yang terbaik bagi kedua orangtua. Dengan niat karena Allah lah dan sebaik baik penolong hanyalah Allah semua beban yang kami rasakan terasa ringan saat para alumni rohis meluangkan waktu untuk memberikan kontribusi pada kami, yah disinilah rasa syukurku panjatkan pada-Mu, mereka bersedia mengajarkan kami bagaimana time management yang baik.
Awal kepengurusan, kami sangat sulit sekali untuk berkumpul karena jadwal sekolah yang sangat padat., mulai dari adanya ulangan harian yang selalu ada, jadwal remedial teaching dan jadwal bimbigan belajar yang selalu berbeda-beda, namun akhirnya kami bersepakat untuk menserasikan jadwal bimbel dengan hari dan jam yang sama, jadwal belajar sambil rapat. Semuanya terasa mudah jika diniatkan karena Allah. Akhirnya jika ada try out satu angkatan yang menjadi peringkat 1 dan peringkat 10 besar lainnya dari rohislah perwakilannya, jika ada juara kelas atau juara umum, perwakilan dari rohislah yang terpanggil, jika ada perlombaan olimpiade, rohislah menjadi perwakilan, dan atas izin ALLAH lah kami bisa berprestasi walaupun kami menyadari bahwa belajar kami tidak terlalu maksimal seperti teman-teman di luar rohis sana. Karena kami yakin bahwa barang siapa yang menolong agama ALLAH karena niat untuk beribadah niscaya Allah pun akan menolong kami.
Dengan begitu banyaknya prestasi yang kami ukir, pihak sekolahpun akhirnya mulai membuka hati untuk rohis, walaupun masih ada sedikit kendala jika kami akan mengadakan sebuah events baik kegiatan yang sifatnya rutin ataupun berkala. Mulai dari dana yang diberikan pihak sekolah terkadang tidak ada ¼ dari target yang kami buat, hingga perizinan tempatpun terkadang sulit, baik tempat untuk rapat, atau pun tempat untuk menjalankan kegiatan rutin. Dengan team work yang baik kami dan para alumni selalu berusaha untuk tetap menjalankan program kerja yang telah tersusun. Terutama para alumni CMA angkatan 3, mereka merupakan pelopor adanya rohis di SMA kami, kami belajar banyak tentang makna perjuangan dari mereka, semoga Allah memberkahi akang-akang dan teteh sekalian.
Ada yang unik ketika aku dan teman-teman seperjuangan ditugaskan untuk membuat events yang targetnya ialah siswa/siswi SMA ALFA CENTAURI. Tujuan dari acara ini salah satu syarat kami menjadi kepengurusan rohis selanjutnya. Kami bingung dengan jumlah SDM yang sedikit harus membuat events yang pesertanya lebih dari 50 orang. Dan kami bingung dengan target dana yang harus di keluarkan. Setelah berkonsultasi dengan para senior rohis akhirnya susunan acara, proposal, peserta undangan, publikasi perizinan tempat, dan konfirmasi pemateri bisa terselesaikan. Walaupun ketika kami mengajukan proposal pada pihak sekolah, proposal perdana kami di tolak karena kurang lengklapnya isi dari proposal tersebut, yah beginilah keadaan kami yang semuanya masih perlu belajar. Proposal di tolak kami pun bingung dengan penguat dana kegiatan, harus kemana lagi kami cari dana itu, dengan ikhtiar bersama – sama dan konsultasi dengan para alumni, akhirnya menjelang beberapa hari kegiatan kami mendapat rezeki dari hamba Allah, yah rezeki itu lebih dari apa yang kami butuhkan, kami mendapat dana sebesar Rp 1.000.000, angka yang cukup besar untuk awal pemasukan kas kami. Dan ketika kegiatan berlangsung Alhamdulillah antusias para keluarga besar SMA Alfa centauri sangat baik walaupun saat itu keadaan cuaca kurang mendukung. Lagi-lagi kami bersyukur atas anugerah yang Allah berikan pada kami. Semua rangkaian acara telah terselesaikan, saatnya kami evaluasi dengan para senior dan akhirnya kami mendapatkan applause dari para senior rohis, karena jarang sekali rohis membuat events yang bisa menarik perhatian warga SMA Alfacentauri. Dan juga pada acara ini kami membuka kembali “open recuitmen” kepengurusan rohis, dan Alhamdulillah ada sekitar 10 orang yang mendaftar. Yah mulai disitulah kami mendapat pujian bahwa rohis angkatan kami lebih baik dari yang sebelumnya.
Acara demi acara yang telah terprogram, kegiatan demi kegiatan yang telah berjalan tidak selamanya mendapat respon baik dari pihak intern ataupun ekstern. Banyak perbedaan pendapat yang terkadang membuat ukhuwah kami terpecah belah yah mengakibatkan konflik dalam rohis. Di setiap kelebihan seseorang pasti ada kekurang yah itulah yang tercermin rohis angkatanku, kepengurusan angkatan kami sangatlah baik, banyak program kerja yang telah di jalankan, banyak prestasi yang telah kami ukir namun di balik itu semua ukhuwah kami mulai tidak sehat, semangat dakwah kami menurun.
Jalan dakwah tak selamanya mulus
“Assalamu`alaikum, sahabat jangan lupa sabtu sore ada kumpul dengan alumni rohis di ruang 13 lantai atas sekolah, tepatnya ba`da ashar. ”
Hah? Tumben ada kumpul dengan alumni, ada apa? Bisik hatiku,
Saat itu, aku, hikmah, yusuf, bayu, m yusuf dan satria sedang mengikuti kegiatan BASIC TRAINING di Salman ITB. Ya aku bingung ada apa dengan kaka kaka alumni, akhirnya aku menanyakan sms tersebut pada hikmah.
“ Hik, kamu dapet sms dari teh li gak? Ada apa besok kumpul, kenapa ngedadak? Kan kita lagi ikut acara basic training..” Tanya ku dengan wajah masih bingung
“iya dapet peh, ada konflik antar nafil dengan yusuf, satria, bayu” jelas hikmah
Konflik, konflik apa ? penasaranku bertambah, apa yang sebenarnya terjadi?
AKU LUAR BIASA
Ketika aku, dan sahabat-sahabat CMA lainnya sudah berada di dalam ruangan suasanapun mulai berbeda, yah aku merasa ada yang aneh dengan suasana saat itu, tak biasanya suasana menegangkan terjadi pada kami. Hemm disinilah penasaranku semakin memuncak, selang beberapa menit akhirnya forum silaturahmi keluarga alumni rohis dengan keluarga rohis CMA 07 pun dibuka dengan ucapan basmallah dan doa awal majlis. Setelah itu dilanjutkan dengan forum terbuka antar kami khususnya antar Nafilah, Yusuf, Satria, dan Bayu. Setelah melewati perdebatan yang sangat panjang akhirnya ku mengetahui permasalahan dari empat orang sahabat CMA ini, ternyata 3 sahabat ikhwan ini terlalu mengumbar-umbarkan nikah muda terutama sang ketua rohis, dia terlalu over mengumbar-umbarkan mau nikah muda, sampai banyak yang ngomongin dia, dan kesan temen-temen di luar rohis itu bahwa anak-anak rohis itu semuanya mau pada nikah muda, nah hal itulah yang membuat nafilah geram, kesal, dan ilfil. Nah ketika mereka para ikhwan sedang berkumpul bersama di depan ruang 9, kebetulan nafilah lewat, tak banyak yang ia pikirkan akhirnya ia pun menghampiri para ikhwan tersebut untuk menegur tingkah laku mereka untuk masalah nikah muda, tak disangka akhirnya perang mulut pun terjadi anatara sang akhwat dan 3 ikhwan ini. Yang pada akhirnya mengganggu kinerja mereka. Mendengar hal ini para alumni pun mengevaluasi kami secara keseluruhan baik dalam mentoringnya, pementornya, kinerja dalam menjalankan amanah serta interaksi sosial dengan teman-teman di luar rohis sendiri.
Singkat kata akhirnya forum ini selesai dengan di akhiri dengan musafakhoh dan dibacakannya selembar kertas renungan keimanan dengan judul “AKU LUAR BIASA” yang di pimpin oleh salah satu perwakilan alumni. Setelah itu, hatiku merasa lebih tentram.
Ujian itupun kembali datang
8 bulan setelah konflik itu, ukhuwah kami semakin erat, kami saling memahami karakter masing-masing, kami memahami latar belakang keluarga anggota CMA, kami saling memberi motivasi ketika sahabat-sahabat rohis yang lain sedang dilanda musibah. Yah persaudaraan kami bagaikan persaudaraan sedarah daging, bahkan lebih, terkadang kami lebih bisa memahami kondisi sahabat rohis dibandingkan memahami kondisi saudara kandung sendiri. Namun ketika sedang adem ayemnya hubungan kami, tiba-tiba Allah menguji ukhuwah ini dengan hal yang sepele saja.
Di mulai dengan adanya bakat terpendam para aktivis rohis dalam bidang seni musik yang belum tersalurkan dalam eskul lain maka dari itu aku dan nafilah berinisiatif untuk membentuk grup nasyid. Setelah berkonsultasi dengan pihak sekolah melalui pembina rohis sendiri, dan pembantu kepala sekolah serta para ketua divisi dan Ketua Rohis. Alhamdulillah hasil dari diskusi kami membuahkan respon yang baik dari semua pihak maka kamipun akhirnya membentuk grup nasyid ini dengan beberapa kali perombakan nama, pertama CEMARA (Centaurian Moslem Atmosphere bersuara) nama ini dicetuskan oleh kepengurusan tahun lalu namun belum disahkan oleh pihak sekolah, kemudian kami ganti dengan nama VOC (Voice of CMA) bukan berarti VOC bermakna dengan penjajahan.
Ada cerita unik ketika nama voc ini terbentuk. Ketika hasil diskusi dengan berbagai pihak mendapatkan respon baik, tak lama kamipun membuat beberapa surat pengesahan tambahan eskul yang di bawah tanggung jawab rohis, tentunya dalam pembuatan surat pengesahan eskul, membutuhkan tanda tangan para pihak yang bersangkutan, sebagai bukti fisik adanya persetujuan dari pihak-pihak yang terkait. Saat itu aku dan nafil membutuhkan tanda tangan ketua rohis dan ketua divisi media, karena grup nasyid sendiri berkoordinasi dengan media. Pada saat akan penandatanganan surat oleh ketua rohis dan ketua divisi media tiba-tiba surat tersebut di ambil oleh wakil ketua rohis. Dengan ekspresi yang bingung, sang wakil pun menanyakan isi surat tersebut dan tujuannya apa, serta mengapa saya tidak tahu menahu mengenai hal tersebut. Akhirnya kamipun menjelaskan isi surat tersebut, bahwa isi surat tersebut yaitu untuk adanya bukti fisik akan terbentuknya grup nasyid yang posisi struktur organisasinya berkoordinasi dengan media, media sendiri di pantau oleh wakil ketua rohis. Sontak wakil rohis itupun marah
“kenapa tidak ada pemeberitahuan mengenai hal ini pada saya? Kok udah main disepakati aja? Hah?” ujar wakil ketua rohis. “gini ya bay, pihak sekolah sendiri sudah menyepakati kegiatan eskul ini, dan saat itu saya sudah bilang sama ketua bahwa hasil diskusi kami ini tolong sampaikan pada wakil ketua rohis, bagaimnapaun dia tetep menjadi penanggung jawab media. Nah ini mungkin adanya miscomunication antar kamu dan ketua. Terus kalau untuk masalah tanda tangan mungkin sudah di wakili oleh ketua medianya sendiri dan ketua rohisnya. Gitu bay.” Belum selesai nafil menjelaskan, wajah bayu (wakil ketua rohis) ini pun langsung memerah karena kesal dan memotong penjelasan nafil “jadi kamu tidak menghargai saya sebagai wakil ketua rohis? Tujuan di bentuknya grup nasyid ini untuk apa hah?” ujar bayu. Nafil pun mencoba menjawab dengan senyuman dan menahan kesal “tujuannya untuk mempererat ukhuwah antar anggota rohis dan sebagai wadah bagi mereka yang memiliki bakat dalam bidang seni.” Respon bayu “HALAH” sambil melemparkan surat tersebut.
Aku, nafil, yusuf (ketua), dan rifqi (ketua divisi media) bingung saling menatap.
“ada yang salah kah?” tanya nafil dengan polos
“yaudah sekarang gini aja, kita saling evaluasi diri aja, pertama aku dan nafil kurang tepat juga ketika bertindak, dan hanya mengambil keputusan sepihak saja, tanpa melibatkan para anggota dan pengurus CMA serta para alumni. Terus untuk kalian berdua, kalian misscomunacation dengan patner kalian sendiri, oh ya satu lagi jika ini jadi masalah kembali buat ukhuwah kita jangan sampai alumni tau keadaan kita sekarang. Kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin dan dengan dewasa.” jelas aku.
Semua menundukan kepala.
Malam setelah kejadian tepatnya pukul 18.00. tiba-tiba ada notifications di akun jejaring facebook tepatnya di grup Rohis CMA `10 - `11.
“Woy kalian yang masuk group ini dan katanya orang-orang soleh dan yang kepengen soleh, yang selalu mengagung-agungkan akhlaq, kinerja dan SOLIDARITAS. Udah dilakuin belum, atau mencoba untuk ngelakuinnya?”
Ternyata postingan itu, dari sang wakil ketua. Dari post tersebut ada beberapa sahabat rohis lain yang merespon, “sedang dilakukan dan diusahakan” ujar lailah.
Tak lama balesan atas komen lailah pun di respon kembali
“dalam fisika, USAHA itu harus ada perpindahan. Tapi dalam kehidupan sehari-hari, USAHA itu harus ada perubahan. Kalau gak ada perubahan gak bisa dibilang ada USAHA atau sedang diUSAHAKAN” ujar wakil ketua.
Setelah itu tak ada yang yang merespon kembali dari postingan tersebut
Hari –hari kami lalu dengan penuh ketidaknyamanan. Kami tidak nyaman dengan suasana anggota CMA, kami tidak nyaman ketika harus bermuka dua di hadapan adik-adik CMA dan para Alumni yang selalu memantau kinerja, ukhuwah, maupun prestasi kami. Kami tidak nyaman ketika harus berbohong saat sang pembina rohis menanyakan kabar ukhuwah kami
.
2 hari berlalu setelah konflik tersebut,rohis tak ada kegiatan dan akhirnya aku mencoba membuka netbook kesayangan ku ini untuk membuka jejaring sosial, ketika ku buka group ternyata, di group CMA ini banyak postingan-postingan dari berbagai ketua divisi yah salah satunya wakil ketua rohis.
“Buang semua ego masing-masing, dan sekarang berbuat saling memahami” ujar bayu. Ketika aku lihat komentar, ternyata ada satu komentar yang tak jauh dirinya lah yang mengomentari. “hem dasar aneh” bisik diriku kemudian ketika ku melihat postingan yang lain ternyata, sang wazir kembali yang memosting.
“Tak ada gunanya lagi aku disini” ujar bayu
Disusul dengan postingan ketua divisi tarbiyah
“Tarbiyah memutuskan dengan ini VOC bubar, keputusan tidak bisa di ganggu guagat” ujar satria sang ketua divisi tarbiyah.
Ketika aku melihat komentar ternyata ada 5 komentar. Pertama komentar tersebut berasal dari bayu
“Gak semudah itu sat” ujar bayu
“urus tuh semuanya, pentingkan ukhuwah. hahha” ujar bayu kembali. Hatiku berbisik, ini orang tadi marah-marah sekarang ketawa cengegesan, dasar aneh
“kalau gitu aku keluar” ujar sang kadiv dakwah
“aku juga” ujar satria
“kalian dasar bocah-bocah, tengil semua” ujar lailah sang kadiv humas
Setelah ku melihat komentar-komentar atas postingan wakil ketua, kembali ku tarik mouse netbookku ini untuk melihat postingan selanjutnya dan ternyata postingan tersebut tak jauh dari wakil ketua rohis.
“ Dulu kau menyuruh kami untuk meninggalkan ego kami, untuk kemajuan bersama. Tapi sekarang, kau yang mementingkan egomu sendiri, dan menurut kami egomu itu tak lebih baik bahkan sangat jauh berbeda dengan hasil ego kami, dan menurut kami egomu itu tidak berguna dengan kepentingan bersama tapi hanya untukmu ”
jlep, seolah-olah kata “egomu” merujuk padaku dan nafil. Setelah ku baca postingan tersebut akupun mencoba meredakan emosiku dengan membaca istighfar, dan akupun memanggil nafil untuk membuka akun facebooknya. Hem ekspresi nafil tak jauh berbeda dengan ku. Akhirnya kita mencoba melihat komentar-komentar dari sahabat lain.
“shabar atuh bay” ujar yusuf sang amir
“sabar ya.. menurutmu sabar tuh apa?” tanya bayu
“shabar itu menahan tidak terburu-buru” jelas yusuf
“salah” respon bayu. Dalam hati ku berbisik, mau gimanapun usaha kita buat nenangin orang yang lagi marah akan sulit di terima.
“Ini tulisan mohon dituliskan ditujukan ke siapanya biar agak menarik” ujar satria
“eh sat, ente buat orang yang lagi marah makin kesel aja. Oh ya bay maafin aku ama nafil kalau kemarin-kemarin salah, kejadian kemarin cukup jadi pelajaran aja buat kita kedepannya. Terus kan ini masalah sebenarnya sepele yah, kalau kamu gak enak dengan sikap kita kamu bisa bicara terbuka di depan aku, nafil, yusuf, dan rifqi tanpa harus membuka masalah yang ada di forum terbuka.” Ujar ku
“Terserah kalian mau ngomong apa, yang penting itu pendapatku, dulu kalian juga punya pendapat sendiri yang beda sama aku dan yang lain. Jadi adil dong kalo kami berbuat demikian. Terus dulu juga kami ga sewot, kenapa sekarang kalian jadi sewot?” ujar bayu. Hatiku berbisik kembali, kok bawa kami ya naf, padahal cuman dia seorang yang sewot ama kita
“iya maafkan aku dan ipeh yang udah egois banget.” Ujar nafil
“aku gak butuh kata maaf atau afwan. Karena itu gak akan mengubah keadaan.” Ujarnya
“kata siapa? Itu sih buat lo aja ya mas” bisik ku
“terus satu lagi, kalau emang tujuan kalian adalah untuk ukhuwah atau memperat tali persaudaraan. Bohong itu, gak masuk akal” tegasnya kembali
“ukhti fillah, jangan kaya anakkecil. Batu dilawan batu keras, mengalah bukan berarti kalah, biarlah air mengalir , kata-kata ini yang dulu jadi pondasi aku, meski ku sulit memahami maknanya. ” ujar lailah. Gubraggg deh -_-
“berharap senang dalam berjuang, bagai merindu rembulan di tengah siang. Pangkalnya jauh ujujgnya belum tiba.” Komen satria mencoba menenangkan keadaan
“Sekeping hati di bawa berlari jauh melalui jalanan sepi, jalan kebenaran indah terbentang didepan matamu para pejuang” ku lanjutkan irik nasyid saujana
“Aneh kalian semua” ujar bayu
“loe tuh yang anak kecil gak tau apa –apa” komen bayu kembali
“wasya wawu.. cemen-cemen cemen-cemen cemeennn” balas lela
“semua pada cemen” lanjut lela
“tempe” ujar satria untuk mengakhiri perdebatan di atas.
Melihat keadaan ukhuwah kami yang mulai tak sehat akhirnya sang amir/ ketua rohis memerintahku untuk menjarkom temen-temen pengurus CMA angkatan kami untuk berkumpul, berdiskusi dan mengklarifikasi keadaan keesokan harinya.
Tak membuahkan hasil
Setelah kami selesai mengikuti kegiatan bimbingan belajar kami langsung menuju ruang laboratorium untuk mengklarifikasi masalah yang ada, tapi apa daya, para ikhwan sudah membujuk bayu untuk mengikuti forum ini, agar ia bisa menjelaskan masalahnya, hingga bisa berkepanjangan, namun ia tak mau mengikuti. Dengan terus menurus di bujuk akhirnya ia memasuki ruangan tersebut. Keadaan yang sebelumnya sedang asik bercanda ria ketika bayu masuk semua tutup mulut dan merubah ekspresi. Ketika sang amir menanyakan sebenarnya kenapa dengan kamu bay? Kamu sakit hati sama kita gara-gara surat itu? Atau kamu kesal sama ipeh dan nafil?
Hening sesaat.
“Bay” sapa yusuf.
“ Dengan ucapan basmalah, di sini saya akan menanyakan terlebih dahulu sama kalian berdua peh dan naf. Kalian tuh ngebentuk nasyid buat ukhuwah. Sedangkan, ukhuwah dari pengurus intinya aja belum ada. Ujar bayu , belum selesai bicara, akupun membalas pernyataan dari bayu.
“kata siapa belum ada? Mungkin ini mah kamu aja yang ngerasa, aku pribadi ngerasa ukhuawah kita baik-baik aja kok bay, maaf ya sebelumnya sebenarnya yang buat ukhuwah kita saat ini gak sehat ini salah satunya kurang adanya komunikasi yang baik.”
“yah apapun itu pokoknya saya keberatan dengan terbentuknya nasyid” ujar bayu
“keberatan gimana bay?” tanya nafil
“pokoknya saya gak mau ukhuwah ini rusak” ujar bayu
Setiap kami meminta penjelasan dan alasan yang jelas mengenai marahnya bayu di postingan facebook, selalu saja penjelasan yang berbelit yang ia lontarkan, sontak kami pun yang berada di ruangan kesal dengan pernyataan yang berbelit-belit. Tak lama ia pun keluar dan menuliskan di selembar kertas bahwa ia akan mengundurkan diri. Yah forum kali ini tidak membuahkan hasil apapun.
Malam setelah forum diskusi ini, lagi lagi akun jejaring sosialpun sangat ramai dengan postingannnya.
“ Assalamu`alaikum
Bismillahirahmanirahhim
Dengan menyebut nama allah, saya bayu fatwa dzikrullahmengundurkan diri dari kepengurusan rohis centaurian moslem athmosphere
Semoga setelah ini ukhuwah dan kualitas serta kuantitas rohis CMA lebih baik dan jauh lebih baik dari ketika saya membebaninya. Dan saya minta maaf bila selama ini saya selalu berbuat salah ke kalian semua
Jazakumullah.”
Ku lihat kembali komentar dari postingannya.
“ Wa`alaikumsalam. Alhamdulillahirabbil`alamin. Dengan menyebut nama Allah, saya satria hidayat “menolak pernyataan saudara” semoga anda bisa merenungkannya kembali ”
Ku lihat kembali, ternyata disinilah fungsinya teman, yakni saling nasihat menasihat bukan saling memberikan komentar. Yah aku senang dengan ucapan sahabat rohis yang satu ini ketika yang lain memberi lontaran-lontaran yang kurang memberi motivasi, muhammad yusuf memberikan nasihat yang bisa jadi bahan intropeksi diri.
“ Wa`alaikumsalam. Wr.wb
Mungkin bayu tau dan saya hanya mengingatkan
Saat zaman rosul, para sahabat hingga di negeri palestina dan negeri-negeri lainnya MEREKA DAKWAH ISLAM YANG HAQ INI DENGAN DARAH.
Nah kita?
Sangat murah sekali syurga dihuni oleh hamba seperti kita. Astaghfirullah”
“ Semuanya saya tidak mengundurkan diri dari aktivitas dakwah ataupun berhenti tetapi saya hanya mengundurkan diri dari kepengurusan.” Jelas bayu
“ Berarti kamu mengundurkan diri dari aktivitas dakwah kepengurusan. Nyali kamu kecil bay” balas nafilah
“ Saya tidak mengundurkan diri dari aktivitas dakwah hanya dari kepengurusan, dan saya keluar bukan karena nyali saya kecil di hadapan kalian, tapi karena saya takut pada Allah. Camkan itu. Dan satu lagi aku gak mau rohis CMA mencapai kesuksesaan puncak. Karena kalau di puncak pasti harus turun” bayu pun meyakinkan kawan yang lain
“ Udah berisik!!!! Ngemeng aja terus sampe dower :p” sahut lela
Tak lama sang amirpun mengingatkan kembali kita semua dengan sebuah hadist
“ Janganlah kalian saling membenci, salig hasad, jangan saling membelakangi dan jangan bermusushan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara!” (HR. BUKHARI & MUSLIM)
“ Tidaklah dari seorang amir yang mengurusi umat muslimin kemudian dia tidak sungguh-sungguh terhadap mereka dan tidak memberikan nasihat, niscaya tidak akan masuk syurga bersama mereka (HR. Muslim)
perlu di ingat bahwa kita semua adalah amir kita sendiri.”
3 bulan kemudian
Tak terasa konflik itu hingga 3 bulan terakhir masa jabatan kepengurusan berakhir tak kunjung selesai jua. Entah apa yang harus kita katakan pada para alumni jika kelak sertijab tiba. Namun ukhuwah kami semakin lama semakin erat, tali silahturahmi semakin kuat hingga terkadang ada rasa sedih saat kami harus mengakhiri masa jabatan kami pada kepengurusan selanjutnya, karena kami tidak akan bisa menemukan kembali masa-masa kebersamaan, mulai dari pulang rapat hingga larut malam, belajar bersama, makan bersama, ataupun berebut sekretariat yang mungil itu. Di sisi lain kami senang, karena masa amanah kami dalam kepengurusan rohis tahun 2010-2011 akan berakhir jua.
Persiapan demi persiapan untuk penyerahaan kepengurusan telah kami lakukan semaksimal mungkin, mulai dari memusyawarhkan ke-Amiran dan pengurus inti , penyususnan laporanpertanggung jawaban setiap divisi, hingga pelatihan dasar kepemimpinan /PBB. Yah kami lakukan acara SERTIJAB nanti berbeda dengan sertijab yang sudah-sudah.
Hingga akhirnya acara yang di tunggu-tunggu pun datang juga. Kami buka acara serah terima jabatan/ sertijab ini dengan penyerahan liwa/bendera Rohis kepada amir/ketua yang baru yang di sertai dengan ikrar amir/ketua serta nasihat dari pembina dan KACMA/ Keluarga Alumni CMA. Setelah itu barulah laporan setiap ketua divisi atas pertanggungjawaban program kerja yang telah direncanakan.
Laporan pertanggung jawaban dimulai dari amir kemudian sekertaris, maliyah, litbang/ peneliti dan pengembang, tarbiyah, humas, dakwah, media dan kemuslimatan.
Ketika laporan pertanggung jawaban divisi dakwah, tak terasa air mata kadiv dakwahpun keluar, ia menyampaikan rasa mohon maaf kepada masing-masing pihak jika selama menjabat banyak program kerja yang tidak berjalan secara maksimal. Semoga Allah tidak mengazab kami di dunia dan di akhirat. Dan kami memohon maaf jika dalam penyelenggaraan SERTIJAB ini ada beberapa kawan kami tidak mengikuti, semoga ALLAH memberi keistiqomahan iman dan islam pada kami.
Setelah penyerahan LPJ selesai, kami tutup acara tersebut dengan musafakhah/ bersalam-salaman dan salam CMA (Jihad Prestasi Ridho Allah Allahu Akbar !)
Singkat cerita, setelah lengser dari kepengurusan kami rohis mulai fokus pada belajar, try out, ujian nasional dan ujian SNMPTN. Target kami semua bisa LULUS PTN favorit. Dengan ikhtiar yang maksimal dan doa akhirnya kami semua pengurus Rohis bisa lulus PTN. Alhamdulillah
Karena untuk mencari Ridho Allah lah kami berjihad di jalanNya, dan lewat tarbiyah rohislah kami berprestasi